Antara guru, fasilitator, dan
orang tua
Sains dan
teknologi di satu sisi memang mengakibatkan dampak negatif, bahkan
menghancurkan kehidupan. Tetapi di sisi lain, sains dan teknologi juga dapat
membangun kehidupan yang maju, modern, dan juga beradab. Sampai sekarang,
teknologi masih dikuasai Barat, sehingga Baratlah yang sekarang menggenggam
dunia dengan inovasi dahsyat di segala aspek kehidupan. Bangsa Timur lemah dan
tidak mampu berbuat apa-apa. Sejarah umat manusia ditentukan Barat. Inilah yang
harus segera diakhiri dengan lahirnya kader-kader muda melek ilmu pengetahuan
dan teknologi inovatif yang melahirkan karya-karya baru yang monumental. Apa
yang sudah dirintis dan dipersembahkan BJ Habibie harus diteruskan oleh
kader-kader muda. Lembaga pendidikan bertanggungjawab melahirkan kader-kader
muda andal ini.
Sistem pendidikan
nasional bercita-cita menghasilkan alumni clock
builders, yaitu sarjana dan cendikiawan pembuat sejarah baru bagi indonesia,
sehingga mampu hidup terhormat dalam tata kehidupan internasional yang maju dan
berkeadaban. Bukan time teller, yaitu
tukang cerita yang hanya mampu memceritakan kembali apa yang telah dipelajari.
Konsep sistem pendidikan nasional berambisi mejadikan pendidikan indonesia mampu
berbicara dan menjawab berbagai masalah dan musibah nasional.[1]
Pendidikan di
indonesia sekarang ini jauh tertinggl dari negara-negara tetangga. Padahal
mereka dulu belajar pendidikan dari indonesia. Ketertinggalan pendidikan
indonesia di dunia tidak terlepas dari berbagai faktor, diantaranya adalah
kurangnya guru yang berkualiatas, anggaran pemerintah untuk pendidikan terlalu
kecil, biaya pendidikan yang mahal, dan lain-lain. Kemajuan pendidikan di
indonesia sudah menjadi tanggungjawab kita semua, bukan hanya tangggung jawab
pemerintah sebagai penyedia pendidikan. Tetapi harus saling mendukung antara masyarakat dan pemerintah. Lebih-lebih
guru, fasilitator pendidkan, dan orang tua murid harus saling mendukung,
sehingga pendidikan di Indonesia lebih maju di dunia internasional. Menciptakan
pendidikan yang bermutu, maka guru sebagai pendidik, pemerintah sebagai
fasilitator, dan orang tua sebagai pengawas anaknya dalam pendidikan harus
saling mendukung dalam pendiikan.
Pendidikan akan maju apabila di
dukung dengan guru yang berkualitas. Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di
samping orang tua dan elemen lainnya kesuksesan pendidikan yang dicanangkan.
Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari materi, esensi, dan
substansi. Secanggih apapun kurikulum, visi misi, dan kekuatan finansial,
sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga pendidikan akan
merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apapun sebuah kurikulum, visi
misi, dan kekuatan finansial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif,
maka kualitas lembaga pendidikan akan maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang
baik ditunjang dengan kualitas guru yang baik dan inovatif, maka kualitas lembaga
pendidikan semakain dahsyat.
Di sinilah letak strategis guru
dalam dunia pendidikan. Karena itu, tidak ada pilihan lain, guru-guru yang ada
harus mampu memosisikan diri sebagai guru yang ideal dan inovatif, yakni
guru-guru yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman yang kian maju dan
kompetitif, mempunyai kekuatan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial
yang tinggi, dan kreatif melakukan terobosan dan pembaruan yang kontinu dan
konsisten.
Fakta yang ada menunjukkan, banyak
guru di negeri ini tidak sesuai dengan harapan di atas. Mereka belum
mencerminkan diri sebagai guru ideal dan inovatif yang siap mendidik siswa dengan
profesionalisme dan optimisme. Kapasitas intelektual yang rendah, kedisiplinan
yang lemah, semangat belajar yang hampir hilang, integritas moral yang sering
menyeleweng, dan dedikasi sosial yang rendah adalah potret buram guru. Hal ini
membuat lembaga pendidikan berjalan stagnan, bahkan terkesan mundur. Buktinya,
banyak mahasiswa negara lain yang dulu belajar di negeri ini, seperti Malaysia,
sekarang berbalik. Mahasiswa negara ini justru yang harus belajar dari bekas
muridnya. Bukannya negatif, tapi ini menunjukkan bahwa pendidikan di negeri ini
mengalami kemunduran dan keterbelakangan, kurang mampu mengantisipasi tantangan
masa depan secara akurat, efektif, dan miskin kreatifitas dan inovasi.
Pemerintah sudah berupaya dengan
maksimal meningkatkan kompetensi dan kapabilitas intelektual, emosional, dan
sosial guaru dengan program sertifikasi dan stratifikasi S-1 dan D-4, namun
hasilnya masih jauh dari harapan. Alih-alih bisa memajukan kualitas para guru,
kebijakan ini justru banyak disalahgunakan oleh guru sebgai ajang pembohongan
massal yang mencederai integritas moralnya demi mengajar kompensesi materi yang
dijanjikan pemerintah.
Guru adalah
figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru
mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu
akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa
depan. Contoh murid-murid Indonesia yang mengharumkan nama bangsa dalam kancah
olimpiade fisika internasional dengan menyabet gelar bergengsi, emas, perak,
dan perunggu. Keberhasilan mereka tidak lepas dari peran guru-guru mereka yang
hebat dan selalu mendorong mereka untuk mencapai hasil terbaik dan tidak cepat
merasa puas dengan prestasi yang diraih.
Peran guru sangat vital bagi
pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi misi yang menjadi impian hidup
anak didiknya di masa depan. Di balik kesuksesan murid, selalu ada guru yang
memberikan inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan
energi untuk selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan, menggapai
kemajuan menorehkan prestasi spektakuler dan prestesius dalam panggung sejarah
kehidupan manusia.
Guru adalah salah satu jendela
melihat dunia bagi anak didiknya, selain kedua orang tuanya, televisi,
internet, dan lain-lain. Guru masih memegang peranan sentral dalam membukakan
pikiran siswa untuk melihat dunia yang berkembang dangan cepat dan dinamis.
Guru tidak hanya membuka jendela dunia, tetapi sekaligus menyeleksi, memfilter,
dan memberikan informasi terbaik kepada murid-muridnya. Peran ini berbeda
dengan sumber informasi lainnya, seperti televisi, radio dan internet yang
bebas nilai, seperti pasar bebas yang menyerahkan segala programnya kepada
konsumen, tanpa memberikan bimbingan, arahan, dan filter yang baik.
Perkembanga pesat teknologi
informasi saat ini, kiranya menumbuhkan tantangan tersendiri bagi guru.
Mengingat guru sudah bukan satu-satunya sumber informasi hingga muncul pendapat
bahwa pendidikan bisa berlangsung tanpa guru. Hal ini benar, jika pendidikan diartikan
sebagai proses memperoleh pengetahuan. Namun perlu diingat, pendidikan juga
media pendewasaan, maka prosesnya tidak dapat berlangsung tanpa guru.
Menjadi guru yang ideal memang tidak
mudah, namun hal itu dapat terwujud apabila guru punya niat yang baik dan
bersungguh-sungguh untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Ada beberapa kriteria
guru ideal yang seharusnya dimilki bangsa indonesia di abad 21 ini. Pertama, dapat membagi waktu dengan
baik, dapat membagi waktu antara tugas utama sebagai guru dan tugas dalam
keluarga, serta dalam masyarakat. Kedua,
rajin membaca. Ketiga, banyak
menulis. Gemar melakukan penelitian. Kelima,
kreatif dan inovatif. Kelima kriteria tersebut merupakan hal yang diperlukan
seorang guru untuk menjadi guru yang
ideal.[2]
Selain guru yang
harus ditingkatkan kualitasnya dalam dunia pendidikan. Ada lagi yang berperan
penting dalm memajukan pendidikan indonesia, yaitu fasilitator. Fasilitator di
sini dapat dikatakan sebagai pemerintah yang punya biaya untuk memfasilitasi
pendidikan. Di tengah-tengah sarana dan prasarana pendidikan yang amburadul dan
kuarang memadai, pemerintah malah dengan gencarnya mrealisasikan pembengunan
gedung baru anggota dewan yang dapt menghabiskan biaya triliunan rupiah.
Padahal kalau kita tengok gedung sekolah di pelosok negeri ini banyak yang
sudah rusak dan fasilitas pendidikan yang kurang memadai. Ironis sekali bangsa
ini, di tengah keterpurukan pendidikan pemerintah malah ngotot untuk membangun
gedung baru.
Anggaran yang
besar untuk mambangun gedung baru anggota dewan, kalau dianggarkan untuk
membangun ruang kelas dan memfasilitasi pendidikan, maka ribuan kelas akan
terbangun di pelosok negeri ini, bahkan tidak menutup kemungkinan tidak akan ada sarana pendidikan yang rusak.
Dengan begitu, anak negeri ini tidak akan ada lagi yang belajar di tenda,
genteng yang bocor, fasilitas yang kurang, karena sangat besar peerhatian
pemerintah terhadap pendidikan. Inilah harapan masyarakat indonesia terhadap
pemerintah dengan pendidikan yang berkualitas, mudah di jangkau oleh semua
lapisan masyarakat, dan fasilitas yang memadai. Apabila hal ini dapat terwujud
maka tujuan yang ingin di capai dari proses pendidikan dapat terlaksana. Oleh
sebab itu, pendidikan di nergeri ini harus terus dikembangkan sampai pada level
tertinggi dalam sejarah peradaban manusia. Pendidikan merupakan hal yang
terpenting dalam majunya suatu kualitas kehidupan. Dengan pendidikan, maka
ketidaktahuan yang merupakan cermin kebodohan dapat diberantas.
Peran pemerintah sebagai fasilitator
sangat penting dalam menerapkan sistem dan tujuan yang ingin dicapai dari proses pendidikan.
Jangan sampai pemerintah lalai dalam memenuhi pendidikan untuk setiap warga
negaranya yang membutuhkan pengetahuan dan informasi yang seluas luasnya. Di
sinilah pentingnya esensi pendidikan, di mana faktor utama pengembangan pola
pikir harus ditentukan agar tujuan untuk memajukan pengetahuan rakyat dan warga
negara dapat terlaksana. Untuk saat ini sangat baik apabila mengubah paradigma
bahwa pendidikan harus diberikan secara formal, dengan ketentuan yang diatur oleh
pemerintah dengan mencantumkan atribut-atribut tertentu kepada peserta didik
demi kesetaraan dan identitas peserta didik atau pelajar untuk dikatakan
sebagai pelajar.
Sudah saatny pemerintah lebih
menekankan kualitas pendidikan dengan memberikan akses seluas-luasnya kepada
pemikiran peserta didik serta kemandirian untuk memperoleh segala informasi
dengan tujuan membangun pendidikan. Sudah tidak zamannya lagi mengekang
pemikiran siswa ataupun pelajar dalam menjawab ataupun mengeksplorasi segala
pengetahuan yang ada di dunia. Dari langkah-langkah inilah, pendidikan di
negeri ini bisa maju.
Fasilitas yang menunjang dan memadai
dalam pendidikan sangat penting. Pesarta didik akan lebih keratif apabila
fasilitas yang ada disekolah dapat menunjang pembelajaran. Fasilitas pendidikan
yang diberikan pemerintah saat ini jauh dari harapan. Padahal dengan fasilitas
yang ada di sekolah ide dan kcerdasan peserta didik akan terakomodasi. Oleh
karena itu, pemerintah sudah seharusnya lebih memperhatikan fasilitas
pendidikan di negri ini, sehingga tidak ada lagi sekolah yang kekurangan
ruangan kelas atau fasilitas lainnya yang mendukung terciptanya pendidikan yang
efektif.
Tidak seperti selama ini, di mana
pendidikan di indonesia dinilai lamban, bahkan mundur jauh dari negara-negara
lain yang terus berpacu dengan waktu. Lemahnya sarana fisik menajadi salah satu
faktor menurunnya pendidikan di indonesia. Walhasil, jika pendidikan kita
diumpamakan mobil, mobil itu berada di jalan yang salah yang sampai kapan pun
tidak akan pernah mengantarkan kita ke tempat tujuan. Di samping salah jalan,
mobil itu mengalami kerusakan dan gangguan teknis di sana-sini: bannya kempes,
mesinnya bobrok, lampu mati, dan jendelanya rusak. Apabila mobil tersebut
dibiarkan begitu saja, makan akan tambah rusak dan tidak bisa mengantarkan ke
tempat tujuan. Begitu juga dengan pendidikan tanpa ada perhatian pemerintah
terhadap fasilitas pendidikan, maka pendidikan di indonesia akan mundur.
Perhatian pemerintah terhadap sarana pendidikan harus lebih diutamakan demi
kemajuan pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa ini.
Selain guru dan fasilitator adalagi
yang punya peranan untuk kemajuan pendidikan di negeri ini, yaitu orang tua.
Peran orang tua dalam pendidikan sangat besar, karean orang tua adalah orang
prtama yang mengawasi anaknya dalam keluarga sebagi generasi penerus. Orang tua
bertanngungjawab akan pendidikan anak-anaknya. Orang tua yang berhasil mendidik
anak-anak mereka pada masa kanak-kanak tidak akan banyak kesulitan pada masa
remaja, karena mereka telah memberikan fondasi yang benar bagi bangunan
psikologis anak-anak mereka. Jadi, pada masa remaja mereka tinggal menyiram
tumbuhan keperibadian itu dengan lebih intens, sehingga dapat tumbuh dengan
subur dan pada akhirnya mereka dapat memetik hasil jerih payah mereka di masa
yang lalu.
Orang tua bertanggungjawab dan
memegang peranan penting terhadap proses pembelajaran pendidikan anak-anaknya.
Anak merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap orang tua. Setiap orang
tua tentu menginginkan anak tumbuh dan berkembang dengan baik, mendapat
pendidikan yang dapat mengembangkan potensi bakat dan keterampilan yang
dimilikinya secara maksimal. Orang tua juga menginginkan anak-anaknya untuk
mendapatkan akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik, sehingga si anak dapat
menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan bermafaat bagi keluarga serta
lingkungan masyarakat di mana ia tinggal. Hampir semua tujuan utama setiap
orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya secara umum adalah untuk
mempersiapkan si anak agar dapat menjadi manusia dewasa yang mandiri dan
produktif serta berakhlak dan berbudi pekerti yang tinggi.
Orang tua harus bisa mengawasi
pergaulan dan lingkungan anak-anak di mana dia tinggal. Lingkungan yang kondusip
akan berpengaruh terhadap perkem-bangan anak, anak-anak dapat belajar dengan
tertib, lepas dari pengaruh negatif pergaulan bebas dan menu televisi yang
tidak bertanggung jawab. Dari lingkungan yang kondusip ini, anak-anak akan
tumbuh dengan baik, maghargai dan memuliakan ilmu, semangat belajarnya tinggi,
dan idealisme tumbuh dengan baik. Lebih baik lagi, jika ada tempat belajar
untuk belajar orang tua mereka.
Sinergi dari
pendidikan orang tua dan anak didik ini akan membuat lingkungan tersebut mejadi
lingkungan ilmiah yang asri, nyaman, indah, tenang, dan penuh cahaya Ketuhanan yang
suci nan agung. Daerah tersebut akan menjadi kota pendidikan, karena masyarakat
sadar pentingnya ilmu pengetahuan. Selain tempat yang kondusip, perlu juga ada
pengawasan yang intensif dari orang tua secara bergiliran terhadap lingkungan
belajar, sehingga dapat berjalan dengan aman, tenang, nyaman, dan indah.
Pengawasan dan
kontrol orang tua terhadap anak-anaknya akhir-akhir ini sangat dibutuhkan. Sebab,
anak-anak dihadapkan pada perkembangan media elektronik yang dapat berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Suguhan televisi dan internet yang cendurung kurang
mendidik menjadi santapan setiap hari anak-anak. Hal ini kalau dibiarka akan berpengaruh
besar tehdap pendidikan anak. Menurut Abu Ahmad Zainal Abidin bin Syamsudin
(2008), yang dikutip oleh Jamal Ma’mur Asmani, saat ini yang
sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku, dan keperibadian anak
adalah media elektronik dan cetak.[3]
Kalau orang tua tidak berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini, maka
tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagaimana yang ia peroleh dari kedua media
ini.
Orang tua
mempunyai andil besar tehadap perkembangan dan kemajuan pendidikan bangsa ini.
Program pemerintah dalam pendidikan dapat dikontrol oleh orang tua. Apakah sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak?. Disinilah fungsi orang tua sebagai
pengawas program pendidikan pemerintah. Begitu juga orang tua harus bisa
mnedukung program pemerintah dalam pendidikan, sehingga dapat mengarahkan
anak-anaknya menjadi manusia yang berguna bagi bangsanya. Dukungan dan
pengawasan terhadap program pen-didikan yang dijalanakan oleh pemerintah
menjadi faktor yang sangat besar untuk menciptakan pendidikan yang lebih maju
dan berkembang di negeri yang kita cintai ini.
Dengan demikian,
untuk menciptakan pendidikan yang bermutu tidak hanya kurikulum yang baik,
fasilitas yang memadai, guru yang berkualitas. Akan tetapi, dukungan dari semua
pihak itulah yang akan meningkatkan
kualitas pendidikan di indonesia. Semua unsur dan kalangan harus bahu membahu
membantu dan mendukung program pemerintah dalam pendidikan. Apalagi kalau
ditunjang dengan guru yang berkualitas, sarana dan pra sarana serta fassilitas
yang memadai, dan orang tua yang mendukung dan mengawasi anak-anaknya, maka
pendidikan indonesi akan maju bahkan akan mengalahkan negara-negara super
power.
Sudah saatnya
bangsa indonesi bangkit dari keterpurukan pendidikan yang sudah lama ini. Masih
banyak anak-anak negeri ini yang mempunyai kecerdeasan yang luar biasa, bahkan
dapat berprestasi di kancah internasional. Untuk itu, kunci utama untuk bangkit
dari keterpurukan pendidikan ini adalah dengan meningkatkan kualiatas guru,
perhatian pemerinah sebagi fasilitator, dan dukungan orang tua. Pendidikan di
indonesia jauh akan bermutu dibandingkan dengan negara-negara tetangga jika
semua kalangan bersatu memjukan pendidikan indonesia. Semoga bangsa kita bisa
bangkit dari keterpurukan pendidikan dan menjadi bangsa yang berkulitas dalam
pendidikan. Amiin ya Robba’alamin.
[1] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan
Inovati,. (Yogyakarta: DIVA Press, 2009), hlm.58.
[2] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan
Inovati, (Yogyakarta: DIVA Press, 2009), hlm. 21.
[3] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan
Inovati, (Yogyakarta: DIVA Press, 2009), hlm. 62.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar