"Para
santri dilarang keras merokok!"
begitulah
aturan yang berlaku di semua
pesantren,
termasuk di pesantren Tambak
Beras
asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur
pernah
nyatri. Tapi, namanya santri, kalau
tidak
bengal dan melanggar aturan rasanya
kurang
afdhol.
Suatu
malam, tutur Gus Dur, listrik di
pesantren
itu tiba -tiba padam. Suasana pun
jadi
gelap gulita. Para santri ada ya ng tidak
peduli,
ada yang tidur tapi ada juga yang
terlihat
jalan -jalan mencari udara segar. Di
luar
sebuah rumah, ada seseorang sedang
duduk-duduk
santai sambail merokok.
Seorang
santri yang kebetulan melintas di
dekatnya
terkejut melihat ada nyala rokok di
tengah
kegelapan itu.
"Nyedot,
Kang?" sapa si santri sambil
menghampiri
"senior"-nya yang sedang asyik
merokok
itu. Langsung saja orang itu
memberikan
rokok yang sedang dihisapnya
kepada
sang "yunior". Saat dihisap, bara
rokok
itu membesar, sehingga si santri
mengenali
wajah orang tadi.
Saking
takutnya, santri itu langsung lari
tunggang
langgang sambil membawa rokok
pinjamannya.
"Hai, rokokku jangan dibawa!"
teriak
Kiai Fatta
Sumber: greenourheart@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar