1.
Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan
kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Kata media
berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian
pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang magnet. Istilah media
digunakan juga dalam bidang pembelajaran atau pendidikan, sehingga istilahnya
menjadi media pendidikan, atau media pemebelajaran.[1]
Ada beberapa konsep atau
definisi media pendidikan atau media pembelajaran. Media pembelajaran adalah
seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan
seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi
dan Breidle alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram
untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.[2]
Namun demikian, media bukan
hanya berupa alat atau bahan, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan peserta
didik dapat memperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach (2008) secara umum media
itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi
yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.[3]
Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio,
slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar
atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan
lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan,
mengubah sikap peserta didik, atau menambah keterampilan.
2.
Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media
pembelajaran
Media pembelajaran memiliki
fungsi:
a.
Menangkap
suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa penting
atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui
vidio atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan
ketika diperlukan.
b.
Memanipulasi
keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran,
guru dapat menyajikan bahan pelajran yang bersifat abstrak menjadi konkret,
sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Selain itu, media
pembelajran juga dapat membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak
mungkin dapat ditampilkan di dalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu
kecil yang sulit dilihat menggunakan mata telanjang.
Untuk memanipulasi keadaan,
juga media pembelajaran dapat menam- pilkan suatu proses atau gerakan yang
terlalu cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang
gerakan-gerakan pelari yang sedang berolahraga; atau sebaliknya dapat
mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan pertumbuhan tanaman,
perubahan warna suatu zat, dan lain sebagainya.
c.
Menambah
gairah dan motivasi belajar peserta didik.
Penggunaan media pembelajaran
dapat menambah motivasi belajar peserta didik sehingga perhatian peserta didik
terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagi contoh, sebelum
menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian
peserta didik terhadap topik tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu
tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri, dan lain sebagainya.[4]
3.
Prinsip-prinsip dalam Pemilihan Media
Agar media pembelajaran
benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang
harus diperhatikan, di antaranya:
a.
Media
yang harus digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai
pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak
semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi
benar-benar untuk membantu peserta didik belajar sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
b.
Media
yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan
kekomplekan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi
pembelajaran. Sebagai contoh untuk
membelajarkan peserta didik memahami pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,
maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan itu.
c.
Media
pembelajaran harus sesuai denagn minat, kebutuhan, dan kondisi peserta didik. Peserta didik
yanng mempunyai kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami
pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian juga
sebaliknya, peserta didik yang memilki kemampuan penglihatan yang kurang, akan
sulit menangkap bahan pelajaran yang disajikan melalui audio visual. Setiap
peserta didik mempunyai gaya dan kemampuan yang berbeda. Guru perlu
memperhatikan setiap kemampuan dan gaya tersebut.
d.
Media
yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien. Media yang
memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan
tertentu. Demikian juga media yang sederhana belum tentu tidak memiliki nilai.
Setiap media yang dirancang guru perlu memperhatikan efektifitas penggunaannya.
e.
Media
yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.
Sering media yang komplek terutama media-media mutakhir seperti media komputer,
LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam
mengoperasikannya. Media secanggih apapun tidak akan bisa menolong tanpa
kemampuan teknis mengoperasikannya. Oleh karena itu sebaiknya guru memepelajari
dahulu bagaimana mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan. Hal
ini perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-kesalahan yang
prinsip dalam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya penggunaan
media bukan menambah kemudahan peserta didik belajar, malah sebaliknya
mempersulit peserta didik belajar.[5]
Pada tingkat yang menyeluruh
dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berikut.
a.
Hambatan
pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan
peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan
pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia (manusia dan
material).
b.
Persyaratan
isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas
yang ingin dilakukan peserta didik, misalnya penghafalan, penerapan
keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran
tingkatan yang lebih tinggi.
c.
Hambatan
dari sisi peserta didik dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan
awal, seperti membaca, mengetik dan menggunakan komputer, dan karakteristik
peserta didik lainnya.
d.
Pertimbangan
lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan peserta didik)
dan keefektifan biaya.
e.
Pemilihan
media sebaiknya mempertimbangkan pula:
1)
kemampuan
mengakomodasi penyajian stimulus yang tepat (visual dan atau audio)
2)
kemampuan
mengakomodasi respon sisiwa yang tepat (tertulis, audio, dan kegiatan fisik
3)
kemampuan
mengakomodasi umpan balik
4) pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau
stimulus, dan untuk latihan serta tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan
media yang sama). Misalnya, untuk tujuan belajar yang melibatkan penghafalan.
f.
Media
sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan
media yang beragam. Dengan menggunakan media yang beragam, peserta didik
mmiliki kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang
paling efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan.[6]
[1]Wina Sanjaya, Strategi Pembalajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group 2008),
hlm. 163.
[2]Ibid., hlm.163.
[3]Ibid., hlm. 164.
[6]Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009), hlm.69.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar