Media pembelajaran yang telah
dibuat harus dievaluasi. Hal ini untuk mengetahui apakah media pembelajaran
yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan pembelajaran
atau tidak. Evaluasi dapat dilakaukan dengan berbagai cara, seperti diskusi
kelas dan kelompok interviu perorangan, observasi mengenai perilaku peserta
didik, dan evaluasi media yang telah tersedia. Kegagalan mencapai tujuan
belajar yang telah ditentukan tentu saja merupakan indikasi adanya
ketidakberesan dalam proses pembelajaran khususnya penggunaan media
pembelajara.
Penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media adalah evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas dan efisiensi penggunaan media yang
digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data yang
diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang
bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan efisien. Setelah diperbaiki
dan disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media tersebut layak
digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.[1]
Ada tiga tahapan dalam
evaluasi sumatif, yaitu:
1.
Evaluasi satu lawan satu (one to one)
2.
Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
3.
Evalusi lapangan (field
evaluation)
Pada tahapan evaluasi satu lawan satu (one
to one), dipilih dua orang atau lebih yang dapat mewakili populasi dari
target media yang dibuat, media disajikan kepada peserta didik secara individual.
Kedua orang yang dipilih tersebut
satu diantaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, dan satunya lagi di atas
rata-rata.
Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) dilakukan
kepada 10-20 orang peserta didik yang dapat mewakili populasi terget. Peserta
didik yang dipilih tersebut hendaknya dapat mewakili populasi. Usahakan peserta
didik yang dipilih tersebut terdiri dari peserta didik-peserta didik yang
kurang pandai, sedang dan yang pandai, terdiri dari peserta didik laki-laki dan
perempuan yang terdiri dari berbagi latar belakang (latar belakang pendidikan,
sosial orang tua, dan sebagainya)
Evaluasi lapangan (field evaluation) merupkan tahap akhir
dari evalusi formatif. Untuk itu diusahakan yang mirip dengan situasi yang
sebenarnya. Dalam pelaksanaannya dipilih 30 orang peserta didik dengan berbagai
karakteristik yang meliputi tingkat kepandaian kelas, latar belakang, jenis
kelamin, usia, kemajuan belajar, dan sebagainya.[2]
Tujuan evaluasi media
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan
apakah media pembelajaran itu efektif.
2.
Menentukan
apakah media pembelajaran itu dapat diperbaiki atau diting-katkan.
3.
Menetapkan
apakah media pembelajaran itu cost-effective
dilihat dari hasil belajar peserta didik.
4.
Memilih
media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar di dalam
kelas.
5.
Menentukan
apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
6.
Menilai
kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
7.
Mengetahui
apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan terhadap hasil
belajar seprti yang dinyatakan.
8.
Mengetahui
sikap siswa terhadap media pembelajaran.[3]
[1]Asnawir dan Usman M. Basyiruddin, Media Pembelajaran. (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), hlm. 167.
[2]Asnawir dan Usman M. Basyiruddin, Media Pembelajaran. (Jakarta: Ciputat
Pers 2002), hlm. 169.
[3]Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009), hlm.
38.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar