Sungguh sangat susah
dibayangkan apabila global warming memang terjadi secara maksimal. Tentunya
kehidupan dimuka bumi ini dipastikan akan punah disebabkan perubahan lingkungan
yang begitu ekstrem. Berdasarkan perkiraan sejumlah ahli, suhu bumi saat ini
meningkat 0,5 oC dari level 150 tahun silam. Kenaikan akan terus
meningkat jika tak ada kemauan Negara maju menurunkan laju pelepasan gas rumah
kaca (emisi). Kenaikan muka laut sudah terasa disejumlah negara, termasuk
Indonesia. Kota Semarang Belawan (Medan), dan jakarta merupakan kota terdampak
kenaikan muka laut itu, berkisar 5-9,37 mm pertahun pada tahun 1990-an.
Berdasarkan skenario panel internasional antar pemerintah untuk perubahan iklim
(IPCC), kenaikan suhu bumi hingga 1 meter pada tahun 2100. puluhan juta
penduduk seluruh dunia akan terancam migrasi karena banjir, kekurangan air, dan
iklim ekstrem.[1] Selain
itu, Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan laut yang dapat mengancam pemukiman di
pinggir pantai.[2]
Pemanasan global berbicara
perihal meningkatnya kadar gas-gas rumah kaca. Padahal gas-gas tersebut jika
dalam jumlah besar akan berakibat buruk bagi kesehatan manusia. Contoh gas
rumah kaca yang berbahaya dalam jumlah besar bagi kesehatan manusia diantaranya
CO2 dan CO. Kedua gas ini berpotensi membahayakan karena atom C
sangat mudah berikatan dengan atom O. Oksigen (O2) yang dibutuhkan
oleh manusia untuk bernapas akan diikat oleh atom C sehingga ada kemungkinan
akan kekurangan oksigen jika kadar gas-gas tersebut diatas cukup banyak.
Kejadian semacam itu sempat kita saksikan lewat media TV bahwa beberapa orang
tewas setelah tidur diruangan dimana generator dihidupkan. Contoh lain adalah
kita dilarang meletakan tanaman di dalam kamar karena akan saling berebutan
oksigen dengan kita pada malam hari.
Pengaruh gas CO dalam darah
dapat dilihat pada tabel berikut:
Konsentrasi CO dalam darah (%)
|
Dampak
|
kurang 1,0
|
Kurang berpengaruh
|
1,0-2,0
|
Keadaan tubuh kurang seimbang
|
2,0-5,0
|
Mempengaruhi sistem saraf dan mempengaruhi panca
indr terhadap lingkungan mulai berkurang
|
5,0-10,0
|
Mempengaruhi fungsi organ jantung dan paru-paru
|
10,0-80,0
|
Sakit kepala yang berkepanjangan, mual, muntah,
sukar bernapas, dan kematian.
|
Pengaruh gas CO2
terhadap kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Konsentrasi CO2 (ppm)
|
Dampak
|
3-5
|
Jumlah minimal yang dapat tercium
|
8-12
|
Jumlah minimal yang dapat menyebabkan iritasi
tenggorokan
|
20
|
Jumlah minimal yang dapat mengakibatkan iritasi
mata, batuk, dan jumlah maksimal kontak langsung yang lama
|
50-100
|
Jumlah maksimal kontak langsung selama 30 menit
|
400-500
|
Berbahaya meskipun kontak langsung hanya
sebentar.[3]
|
Menurut sumber yang diperoleh
dari koran kompas 7 Desember 2009 pada halaman 1 diperoleh data sebagai
berikut:
1.
Kenaikan
suhu 2 oC berpotensi menurunkan hasil panen di banyak daerah,
khususnya di negara yang sedang berkembang.
2.
Kenaikan
suhu sebesar 1 oC berpotensi terhadap menghilangnya pegunungan es
kecil, pada suhu 2 oC sampai 4 oC berpotensi terhadap
penurunan ketersediaan air di banyak daerah termasuk mediterania dan afrika
selatan, kenaiakan 5 oC mengancam kota besar.
3.
Kenaikan
suhu sebesar 1 oC berpotensi merusak ekosistem terumbu karang, pada
level 2 oC sampai 5 oC berpotensi terhadap kepunahan
banyak spesies tumbuhan dan hewan.
4.
Kenaikan
suhu 1 oC sampai 5 oC memungkinkan cuaca buruk.
Intensitas badai yang tinggi, kebajaran hutan, kekeringan, banjir, dan
gelombang panas.
Secara umum resiko yang ditimbulkan oleh global
warming antara lain:
1.
Terjadi
perubahan pola iklim di dunia
2.
Arah
angin, kecepatan angin, curah hujan brubah.
3.
Gunung
es mencair
4.
Perkembangan
nyamuk dan lalat menngkat
5.
Penurunan
kesehatan masyarakat
6.
Hasil
budidaya tanaman turun secara gradual
7.
Penurunan
pertumbuhan ekonomi penduduk.[4]
[1] Kompas,
Senin 7 Desember 2009. hal 15
[2] Dr.
Rukeishi Ahmad, M.Si, Kimia Lingkungan. Hal 4
[3] Srikandi
Fardiaz, 1992, Polusi air dan udara. Dikutip oleh Maryati dkk.
[4] Hand
Out, Maya Rahmawati, M.Si 2009 (Dosen pengampu mata kuliah Kimia Lingkungan
Fakultas saintek UIN Sunan Kalijaga).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar